Banyak
penelitian dan fakta telah membuktikan, bahwa musik memerankan peran yang tak
tergantikan terhadap pembinaan kepribadian yang baik dan bakat anak, musik yang
indah akan membuat daya konsentrasi anak, daya ingat, daya imajinasi dan
pengenalan anak memperoleh peningkatan yang optimal. Oleh karena itu, musik dianggap
sebagai kunci emas pembuka pintu kebijakan manusia.
Musisi terkenal
Roger North percaya bahwa "tujuan musik ada dua: pertama adalah dengan
suara yang murni membuat indra manusia terasa nyaman; kedua adalah membuat
orang terharu atau membangkitkan antusias manusia".
Selain itu,
musik lebih dapat menggetarkan sukma, menginspirasi mental dan kecerdasan,
karena itu Einstein pernah mengatakan : "tanpa ada pendidikan musik di
masa awal, semua yang aku lakukan takkan ada satupun yang berhasil".
Musik yang dapat
dipergunakan untuk pendidikan dan alat mempertajam kecerdasan manusia adalah
musik yang mempunyai keseimbangan 3 unsur: Melody, Ritme, dan Timbre (tone
colour). IQ (Intelegent Quotien), EQ (Emotional Quotien) dan SQ (Spiritual
Quotien) berpengaruh sangat besar pada proses perkembangan kecerdasan seorang
anak. Pada Musik, IQ, EQ, SQ dapat diibaratkan seperti beat, irama, dan melodi.
Anak yang sejak dalam kandungan terbiasa didengarkan musik biasanya kecerdasan
emosional dan intelegensinya lebih berkembang dibandingkan dengan anak yang
jarang mendengarkan musik.
Yang dimaksud
dengan musik diatas ialah musik dengan irama yang teratur, bukan musik bernada
keras yang membuat bising. Musik yang teratur tidaklah semata mata hanya dapat
di perdengarkan melalui alat alat musik pada umumnya. Dengan bersenandung pun
kita dapat menghasilkan musik dengan irama yang teratur.
Menurut Ahli saraf dari Harvard University, Mark Tramo, M.D.,
getaran musik yang masuk melalui telinga dapat mempengaruhi kejiwaan, Ini
terjadi karena didalam otak manusia, terdapat jutaan neuron dari sirkuit secara
unik menjadi aktif ketika kita mendengar musik. Neuron-neuron ini menyebar ke
berbagai daerah di otak, termasuk pusat auditori di belahan kiri dan belahan
kanan. Mulai dari sinilah kaitan antara musik dan kecerdasan terjadi. Makanya
tidak salah pada abad 19 seorang penulis di Inggris pernah berkata “Musik itu
adalah nyanyian para malaikat”.
Herry Chunagi (1996) Siegel (1999), yang didasarkan atas teori neuron,
menjelaskan bahwa neuron akan menjadi sirkuit jika ada rangsangan musik,
rangsangan yang berupa gerakan, elusan, suara mengakibatkan neuron yang
terpisah bertautan dan mengintegrasikan diri dalam sirkuit otak. Semakin banyak rangsangan musik diberikan akan semakin kompleks
jalinan antarneuron itu. Itulah sebenarnya dasar adanya kemampuan matematika,
logika, bahasa, musik, dan emosi pada anak.
Penelitian bagaimana pengaruh musik terhadap kecerdasan juga dilakukan oleh Prof. Gordon Shaw dari Universitas California, Los Angeles, Dia
membagi sekelompok anak menjadi 3 kelompok: Belajar Musik, Belajar Komputer,
dan Belajar Keterampilan. Ternyata kelompok pertama menunjukkan perkembangan
yang dramatis, yaitu 35% lebih cerdas dari kelompok kedua maupun ketiga.
Usia yang cocok
bagi anak berlatih musik, yaitu usia 3 atau 4 sampai 6 tahun. Usia tersebut
adalah masa yang paling tepat untuk mulai belajar musik, karena masa ini adalah
masa terbaik pada perkembangan pendengaran.
Selain itu,
pada usia 8-9 tahun, otak kanan dan kiri akan terhubung dan akan mengalami
penebalan pada penghubung otak kanan dan kiri. Untuk itu apabila diberikan
pendidikan musik sebelum anak berusia 8 tahun, maka dapat meningkatkan
kecerdasan. Hal ini banyak dibuktikan di negara-negara maju, sehingga musik
dipakai sebagai kurikulum pelajaran wajib.
Semua jenis
musik akan masuk melalui telinga, kemudian menggetarkan gendang telinga,
mengguncang cairan di telinga dalam serta menggetarkan sel-sel berambut di
dalam Koklea untuk selanjutnya melalui saraf Koklearis menuju ke otak. Ada 3
buah jaras Retikuler atau Reticular Activating System yang diketahui sampai
saat ini. Pertama: jaras retikuler-talamus. Musik akan diterima langsung oleh
Talamus, yaitu suatu bagian otak yang mengatur emosi, sensasi, dan perasaan,
tanpa terlebih dahulu dicerna oleh bagian otak yang berpikir mengenai
baik-buruk maupun intelegensia. Kedua: melalui Hipotalamus mempengaruhi
struktur basal "forebrain" termasuk sistem limbik, dan ketiga:
melalui axon neuron secara difus mempersarafi neokorteks. Hipotalamus merupakan
pusat saraf otonom yang mengatur fungsi pernapasan, denyut jantung, tekanan
darah, pergerakan otot usus, fungsi endokrin, memori, dan lain-lain.Seorang
peneliti Ira Altschuler mengatakan "Sekali suatu stimulus mencapai
Talamus, maka secara otomatis pusat otak telah diinvasi".
Sebuah survey
pada suatu seminar menunjukkan bahwa pendengarnya mengatakan bahwa mereka tidak
mendengarkan syair dari sebuah lagu. Namun pada waktu lagu tersebut
diperdengarkan, separuh dari mereka dapat melagukannya tanpa mereka sadari. Hal
ini menunjukkan adanya memori dalam otak yang mampu merekam apa saja yang masuk
melalui pendengarannya bersama musik, tanpa mampu dicerna oleh akal sehat.
Kesimpulannya tidak ada lagu/musik yang mampu dicegah masuknya ke dalam otak
kita, walaupun kita berkata "saya tidak mendengarkan syairnya"
Jenis musik
yang umumnya digunakan dalam hal ini yaitu musik klasik karena dasar-dasarnya
sendiri menyerupai ritme denyut nadi manusia, sehingga lebih dimungkinkan jenis ini bisa “masuk” dalam
perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter bahkan raga manusia.
Musik klasik yang mengandung komposisi nada berfluktuasi antara nada tinggi dan nada rendah akan merangsang kuadran C pada otak. Sampai usia 4 tahun, kuadran B dan C pada otak anak-anak akan berkembang hingga 80% dengan musik. Sedangkan menurut J. Siegel, dalam bukunya The Developing Mind, Toward a Neurobiology of Interpersonal experience, mengatakan, musik klasik menghasilkan gelombang alfa yang menenangkan yang dapat merangsang system limbic jaringan otak.
Musik klasik yang mengandung komposisi nada berfluktuasi antara nada tinggi dan nada rendah akan merangsang kuadran C pada otak. Sampai usia 4 tahun, kuadran B dan C pada otak anak-anak akan berkembang hingga 80% dengan musik. Sedangkan menurut J. Siegel, dalam bukunya The Developing Mind, Toward a Neurobiology of Interpersonal experience, mengatakan, musik klasik menghasilkan gelombang alfa yang menenangkan yang dapat merangsang system limbic jaringan otak.
Bagi seseorang
yang tidak menyukai musik, tidak perlu kecil hati. Apapun jenis musiknya,
selama berirama tenang dan mengalun lembut, tetap bisa diperdengarkan. Misalnya kalau memang senang mendengarkan musik
jazz, atau bahkan gamelan, chanting (alunan pujian doa-doa yang
diucapkan seperti bernyanyi), mengapa tidak.
Sampai sekarang
manfaat musik terhadap kehidupan manusia masih terus diteliti namun studi
penggunaan musik sebagai media terapi kejiwaan telah menunjukkan hasil yang
cukup efektif. Seperti pada orang-orang yang memiliki masalah emosional dalam
mengungkapkan perasaan serta membantu dalam memperbaiki konflik.Karenanya musik
dimanfaatkan untuk meredahkan kegelisahan, mencipta suasana rileks serta
menurunkan depresi.
Selain memberi
kontribusi yang nyata dalam memperbaiki kesehatan mental pada beberapa studi
menunjukkan hasil yang cukup mengejutkan karena musik bisa untuk menyembuhkan
penderita luka bakar, diabetes dan kanker sebagai elemen penguat. Terapi musik
juga dapat mengurangi kebutuhan pengobatan selama proses kelahiran dan
melengkapi fungsi matirasa dalam operasi dan perawatan gigi, terutama jika yang
di rawat merupakan anak-anak serta pasien yang menjalani prosedur pembedahan.
Berbagai tulisan dan penelitian tentang bagaimana pengaruh musik terhadap
kecerdasan tidak terbantahkan. Adalah sebuah kewajiban bagi komunitas
pendidikan yang konsen terhadap perkembangan otak anak mengintegrasikan dalam
proses pembelajaran dengan mendengarkan musik. Sayangnya, di Indonesia
kurikulum SD yang menekankan pendidikan musik tampaknya masih sangat kurang. kurikulum
kita hanya menekankan perkembangan intelektual, dan kurang menekankan pada
perkembangan kecerdasan emosi.
Sepatah kata
dari musisi besar Beethoven sebagai penutup rangkaian artikel ini bahwa
"Musik adalah inspirasi yang lebih tinggi dibandingkan segala kecerdasan
dan segala filsafat".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar