Pemuda merupakan
suatu potensi bagi negara sebagai armada dalam kemajuan bangsa. Peran pemuda
sangatlah penting dalam mengisi pembangunan dan mempertahankan kemerdekaan
bangsa, mengingat catatan sejarah peran pemuda senantiasa menjadi pilar dan
motor untuk mencapai kemerdekaan bangsa. Pergerakan pemuda di Indonesia Di
mulai dari lahirnya Budi Utomo tahun 1908, Sumpah Pemuda 28 Oktober tahun 1928,
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus tahun 1945, lengsernya orde lama tahun 1966 dan
orde baru tahun 1998, hingga saat ini, pada masa reformasi, pemuda yang
merupakan tokoh intelektual bangsa senantiasa memberikan pemikiran dan
pergerakan demi kedaulatan bangsa.
Pergerakan
pemuda untuk merespon dinamika persoalan tersebut tidak hanya menyuarakan
aspirasi dari konsep perubahan yang ditawarkan melainkan ‘turun jalan’ dalam
arti melakukan revitalisasi untuk perubahan melalui kritik dan tindakan. Aksi-aksi yang mewarnai golongan pemuda tidak
saja dimaknai sebagai seremonial atau bahkan bayaran. Menghadapi tantangan yang
lebih ekstrim lagi di negara Indonesia adalah pergulatan ekonomi yang menjadi
penentu langkah kehidupan bangsa. Sistem perekonomian yang diperlakukan untuk
mendukung operasional negara melalui roda pemerintahan yang ada sangat
berpengaruh secara signifikan di kehidupan bangsa secara umum. Dalam hal ini
adalah neoliberalisme yang sudah banyak tersebar dan digunakan oleh sebagian
besar kalangan.
Penerapan
agenda-agenda ekonomi neoliberal secara mencolok dimotori oleh Inggris melalui
pelaksanaan privatisasi seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mereka.
Penyebarluasan agenda-agenda ekonomi neoliberal ke seluruh penjuru dunia,
menemukan momentum setelah dialaminya krisis moneter oleh beberapa Negara
Amerika Latin pada penghujung 1980-an. Sedangkan di Indonesia, walaupun
sebenarnya pelaksanaan agenda-agenda ekonomi neoliberal telah dimulai sejak
pertengahan 1980-an, antara lain melalui paket kebijakan deregulasi dan
debirokratisasi, pelaksanaannya secara massif menemukan momentumnya setelah
Indonesia dilanda krisis moneter pada pertengahan 1997.
Menghadapi
tantangan neoliberalisme sudah mengikis sitem ekonomi kerakyatan dan menggurita
di negara kita. Paham ini memfokuskan pada pasar bebas dan perdagangan bebas,
sehingga merobohkan hambatan untuk perdagangan internasional dan investasi agar
semua negara bisa mendapatkan keuntungan dari meningkatkan standar hidup
masyarakat atau rakyat sebuah negara dan modernisasi melalui peningkatan
efisiensi perdagangan dan mengalirnya investasi. Pada praktiknya nanti
timbullah dampak negatif akan upaya kodifikasi neoliberal pada struktur
masyarakat Indonesia.
Pemuda dikatakan
sebagai objek dari neoliberalisme ini memiliki potensi yang sangat besar untuk
ikut atau tidaknya dalam pencanturannya. Oleh karenanya di era globalisasi
inilah nasionalisme pemuda di pertaruhkan untuk
mengemban amanat bangsa sesuai dengan cita-cita negara. Dalam situasi
yang senantiasa tumbuh dan berkembang di sekarang ini, menuntut peran aktif
pemuda sebagai kekuatan moral, kontrol sosial dan agen perubahan dalam segala
aspek pembangunan nasional. Selain itu, dalam Pembangunan Nasional, pemuda
diharapkan mampu bertanggung jawab dalam menjaga Pancasila, keutuhan NKRI, dan
memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan demikian kesadaran pemuda
akan kecintaan terhadap tanah air dan bangsanya semakin meningkat. Sehingga
apapun bentuk ancaman akan neoliberalisme dan sebagainya mampu teratasi dengan
gerakan pemuda Indonesia.
Peran pemuda pada
tataran kampus atau perguruan tinggi misalnya, pemuda memiliki tugas pokok
untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pemuda dalam hal ini mahasiswa
diharapkan mampu melaksanakan Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian terhadap
Masyarakat. Pendidikan dalam konteks menerima dan mengaplikasikan ilmu
pengetahuan yang diterima selama menjadi mahasiswa. Penelitian meliputi
kajian-kajian strategis baik perbaikan maupun penemuan baru demi kemajuan
bangsa. Pengabdian terhadap masyarakat yaitu pengamalan potensi, ilmu dan
pengetahuan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat.
Pemuda
diharapkan tetap terus menempa dirinya menjadi pribadi-pribadi yang memiliki
kematangan intelektual, kreatif, percaya diri, inovatif, dan memiliki nasionalisme
yang tinggi serta semangat pengabdian terhadap masyarakat, bangsa dan negara.
Pemuda sebagai garda terdepan dalam proses perjuangan, pembaruan dan
pembangunan bangsa, diharapkan mampu mempertahankan dan mengisi kemerdekaan
yang telah di raih negara ini selama kurang lebih 66 tahun silam dengan
berbagai hal untuk kemajuan Negara. Namun pada realita sekarang kemerdekaan
yang sebenarnya masih belum tercermin dari kehidupan bangsa Indonesia. Jajahan
kemiskinan, kebobrokan moral, rendahnya pendidikan, sistem perekonomian yang
melindas rakyat, problem pemerintahan yang korup, dan berbagai persoalan yang
tak kunjung usai bahkan bertambah runyam seiring munculnya para mafia.
Mengingatkan kembali tentang tanggung jawab pemuda kedepan…Hidup Pemuda
Indonesia !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar