Lidah orang berakal di belakang hatinya dan hati orang bodoh di belakang lidahnya.
Ketahuilah, lidah laksana binatang buas yang suatu saat bisa "membunuh".

Jumat, 04 Januari 2013

Mukjizat Angka dalam al-Qur’an




Judul Buku : Mukjizat Angka di dalam al-Qur’an
Penulis : Abdul Halim Fathani
Penerbit : Qultum Media
Cetakan : I, 2011
Tebal : xvi + 174 hlm : 14 x 20 cm
Peresensi : Finayatul Maula*

Quran adalah kalam Allah yang merupakan sebuah Mu’jizat. Banyak orang yang hatinya tergetar jika di bacakan ayat-ayat Al-Quran, sehingga kemudian dia mendapatkan risalah kebenaran. Al-Quran adalah satu-satunya kitab yang terjaga keasliannya walau telah diturunkan 14 abad yang lalu. Banyak usaha-usaha yang di lakukan oleh orang-orang kafir untuk memalsukan Al-Quran, namun usaha itu selalu kandas. Al-Quran adalah sumber ilmu yang tidak pernah ketinggalan zaman bahkan selalu mendahului zaman, karena kebenarannya baru terbukti ketika zaman sudah mampu menciptakan tekhnologi. Keajaiban lain dari Al-Quran yang tak kalah mencengangkan adalah bahwa Al-Quran ternyata tersusun menurut perhitungan Matematis yang sangat teliti dan sangat cerdas!

Buku yang membahas tentang kandungan al-Quran sudah banyak tersebar luas. Mulai dari yang berbahasa Arab, Inggris, hingga berbahasa Indonesia disertai dengan tema-tema pembahasan yang beraneka macam. Tetapi, buku yang membahas dan mengupas tentang rahasia angka dalam ayat-ayat Al-Qur’an, buku inilah satu-satunya yang akan membuat anda terkesima dibuatnya.

Al-Qur’an selalu membuka diri untuk ditanya dan digali maknanya. Dalam konteks matematika, Al-Qur’an sesungguhnya telah berbicara tentang bilangan, aljabar, geometri, dan pengukuran serta statistika. Di dalam al-Qur’an juga disebutkan macam-macam bilangan seperti bilangan kardinal, ordinal, dan pecahan, konsep dasar aritmatika seperti penjumlahan, pegurangan, perkalian, dan pembagian.

Suatu kode matematik yang terkandung di dalamnya misalnya, tak terungkap selama berabad-abad lamanya sampai seorang sarjana pertanian Mesir bernama Rashad Khalifa berhasil menyingkap tabir kerahasiaan tersebut. Hasil penelitiannya yang dilakukan selama bertahun-tahun dengan bantuan komputer ternyata sangat mencengangkan. Betapa tidak, ternyata didapati beberapa bukti surat-surat/ayat-ayat dalam Al-Quran serba berkelipatan angka 19.

Jika kita telaah lebih jauh, angka 19 yang terdiri dari angka 10 dan 9 yang apabila dipangkatkan dengan bilangan yang sama akan selalu sama dengan 1. Ingat, bilangan 1 menunjukkan makna ketauhidan atau keesaan Tuhan. Maksudnya, secara filosofis, bilangan 1 merupakan interpretasi tentang Allah, Dzat Yang Maha Esa dan tidak akan pernah ada yang menyamai. Tentunya begitu banyak hal yang menakjubkan tentang angka 19 yang uraiannya akan kita temukan dalam buku ini.

Jika kita membuka al-Qur’an kemudian mencermati beberapa kata di dalamnya serta menghitung berapa kali kata tersebut disebutkan, kita akan memperoleh hal yang menakjubkan. Misalnya kata ‘ad-dunya’ disebutkan sebanyak 115 kali, lawan katanya yakni ‘al-akhirah’ yang juga disebutkan 115 kali,  kata ‘syahr’ (bulan) diulang sebanyak 12 kali, sama dengan jumlah bulan dalan satu tahun, kata ‘aqimu’ yang diikuti kata ‘shalat’ yang keduanya mempunyai arti mendirikan shalat dituturkan sebanyak 17 kali, sama dengan jumlah raka’at sholat fardhu dalam sehari. Tentunya masih banyak lagi hal-hal menarik tentang matematika dalam al-Qur’an yang terangkum dalam buku ini.

Kata ‘dunya’ dan ‘akhirat’ yang disebutkan dalam al-Qur’an dengan frekuensi yang sama yaitu sebanyak 115 kali, dapat ditafsirkan bahwa Allah swt menyuruh umat manusia untuk memperhatikan baik kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat secara seimbang. Artinya, kehidupan dunia dan akhirat sama-sama penting.

Kata lain yang menarik untuk kita cermati adalah kata ‘syahr’ (bulan) yang disebutkan sebanyak 12 kali dan menunjukkan jumlah bulan dalam setahun, dan kata ‘yaum’ (hari) yang disebutkan sebanyak 365 kali dan menunjukkan jumlah hari dalam setahun.

Kata ‘bahr’ (lautan) yang disebutkan sebanyak 32 kali dan kata ‘barr’ (daratan) disebutkan sebanyak 13 kali. Jika kita tambahkan, kita akan mendapatkan angka 45. Jika kita prosentasekan, maka untuk jumlah kata ‘bahr’ (lautan) terhadap jumlah kata ‘barr’ (daratan) adalah (32/45) x 100% = 71,11%, dan  untuk jumlah kata ‘barr’ (daratan) terhadap jumlah kata ‘bahr’ (lautan) adalah (12/45) x 100% = 28,89%.

Dari perhitungan tersebut, kita menemukan penjelasan bahwa di dalam al-Qur’an yang diturunkan 14 abad silam, terdapat keterangan yang secara implisit menyatakan bahwa prosentase air di bumi adalah 71,11% dan prosentase daratan adalah 28,89%. Prosentase ini adalah rasio nyata dari air dan daratan di muka bumi. Subhanallah.

Keberadaan sistem bilangan di dalam Al-Qur’an sangat penting dipahami serta diajarkan. Dengan begitu, persepsi masyarakat terhadap Al-Qur’an benar-benar tidak sama dengan persepsi orang zaman dahulu.

Buku “Mukjizat Angka di Dalam Al-Qur’an” yang ditulis oleh Sdr. Abdul Halim Fathani ini bukan saja bagus untuk Anda baca, walaupun tidak banyak menguraikan tentang definisi, namun pemaparan tentang keberadaan operasi matematika di dalam Al-Qur’an memudahkan pembaca untuk memahaminya, selain itu buku ini juga bagus untuk anda koleksi dan hadiahkan kepada teman agar sistem bilangan di dalam Al-Qur’an semakin disadari keberadaannya oleh masyarakat luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar