Lidah orang berakal di belakang hatinya dan hati orang bodoh di belakang lidahnya.
Ketahuilah, lidah laksana binatang buas yang suatu saat bisa "membunuh".
Tampilkan postingan dengan label Resensi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Resensi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 04 Januari 2013

Mukjizat Angka dalam al-Qur’an




Judul Buku : Mukjizat Angka di dalam al-Qur’an
Penulis : Abdul Halim Fathani
Penerbit : Qultum Media
Cetakan : I, 2011
Tebal : xvi + 174 hlm : 14 x 20 cm
Peresensi : Finayatul Maula*

Quran adalah kalam Allah yang merupakan sebuah Mu’jizat. Banyak orang yang hatinya tergetar jika di bacakan ayat-ayat Al-Quran, sehingga kemudian dia mendapatkan risalah kebenaran. Al-Quran adalah satu-satunya kitab yang terjaga keasliannya walau telah diturunkan 14 abad yang lalu. Banyak usaha-usaha yang di lakukan oleh orang-orang kafir untuk memalsukan Al-Quran, namun usaha itu selalu kandas. Al-Quran adalah sumber ilmu yang tidak pernah ketinggalan zaman bahkan selalu mendahului zaman, karena kebenarannya baru terbukti ketika zaman sudah mampu menciptakan tekhnologi. Keajaiban lain dari Al-Quran yang tak kalah mencengangkan adalah bahwa Al-Quran ternyata tersusun menurut perhitungan Matematis yang sangat teliti dan sangat cerdas!

Buku yang membahas tentang kandungan al-Quran sudah banyak tersebar luas. Mulai dari yang berbahasa Arab, Inggris, hingga berbahasa Indonesia disertai dengan tema-tema pembahasan yang beraneka macam. Tetapi, buku yang membahas dan mengupas tentang rahasia angka dalam ayat-ayat Al-Qur’an, buku inilah satu-satunya yang akan membuat anda terkesima dibuatnya.

Al-Qur’an selalu membuka diri untuk ditanya dan digali maknanya. Dalam konteks matematika, Al-Qur’an sesungguhnya telah berbicara tentang bilangan, aljabar, geometri, dan pengukuran serta statistika. Di dalam al-Qur’an juga disebutkan macam-macam bilangan seperti bilangan kardinal, ordinal, dan pecahan, konsep dasar aritmatika seperti penjumlahan, pegurangan, perkalian, dan pembagian.

Suatu kode matematik yang terkandung di dalamnya misalnya, tak terungkap selama berabad-abad lamanya sampai seorang sarjana pertanian Mesir bernama Rashad Khalifa berhasil menyingkap tabir kerahasiaan tersebut. Hasil penelitiannya yang dilakukan selama bertahun-tahun dengan bantuan komputer ternyata sangat mencengangkan. Betapa tidak, ternyata didapati beberapa bukti surat-surat/ayat-ayat dalam Al-Quran serba berkelipatan angka 19.

Jika kita telaah lebih jauh, angka 19 yang terdiri dari angka 10 dan 9 yang apabila dipangkatkan dengan bilangan yang sama akan selalu sama dengan 1. Ingat, bilangan 1 menunjukkan makna ketauhidan atau keesaan Tuhan. Maksudnya, secara filosofis, bilangan 1 merupakan interpretasi tentang Allah, Dzat Yang Maha Esa dan tidak akan pernah ada yang menyamai. Tentunya begitu banyak hal yang menakjubkan tentang angka 19 yang uraiannya akan kita temukan dalam buku ini.

Jika kita membuka al-Qur’an kemudian mencermati beberapa kata di dalamnya serta menghitung berapa kali kata tersebut disebutkan, kita akan memperoleh hal yang menakjubkan. Misalnya kata ‘ad-dunya’ disebutkan sebanyak 115 kali, lawan katanya yakni ‘al-akhirah’ yang juga disebutkan 115 kali,  kata ‘syahr’ (bulan) diulang sebanyak 12 kali, sama dengan jumlah bulan dalan satu tahun, kata ‘aqimu’ yang diikuti kata ‘shalat’ yang keduanya mempunyai arti mendirikan shalat dituturkan sebanyak 17 kali, sama dengan jumlah raka’at sholat fardhu dalam sehari. Tentunya masih banyak lagi hal-hal menarik tentang matematika dalam al-Qur’an yang terangkum dalam buku ini.

Kata ‘dunya’ dan ‘akhirat’ yang disebutkan dalam al-Qur’an dengan frekuensi yang sama yaitu sebanyak 115 kali, dapat ditafsirkan bahwa Allah swt menyuruh umat manusia untuk memperhatikan baik kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat secara seimbang. Artinya, kehidupan dunia dan akhirat sama-sama penting.

Kata lain yang menarik untuk kita cermati adalah kata ‘syahr’ (bulan) yang disebutkan sebanyak 12 kali dan menunjukkan jumlah bulan dalam setahun, dan kata ‘yaum’ (hari) yang disebutkan sebanyak 365 kali dan menunjukkan jumlah hari dalam setahun.

Kata ‘bahr’ (lautan) yang disebutkan sebanyak 32 kali dan kata ‘barr’ (daratan) disebutkan sebanyak 13 kali. Jika kita tambahkan, kita akan mendapatkan angka 45. Jika kita prosentasekan, maka untuk jumlah kata ‘bahr’ (lautan) terhadap jumlah kata ‘barr’ (daratan) adalah (32/45) x 100% = 71,11%, dan  untuk jumlah kata ‘barr’ (daratan) terhadap jumlah kata ‘bahr’ (lautan) adalah (12/45) x 100% = 28,89%.

Dari perhitungan tersebut, kita menemukan penjelasan bahwa di dalam al-Qur’an yang diturunkan 14 abad silam, terdapat keterangan yang secara implisit menyatakan bahwa prosentase air di bumi adalah 71,11% dan prosentase daratan adalah 28,89%. Prosentase ini adalah rasio nyata dari air dan daratan di muka bumi. Subhanallah.

Keberadaan sistem bilangan di dalam Al-Qur’an sangat penting dipahami serta diajarkan. Dengan begitu, persepsi masyarakat terhadap Al-Qur’an benar-benar tidak sama dengan persepsi orang zaman dahulu.

Buku “Mukjizat Angka di Dalam Al-Qur’an” yang ditulis oleh Sdr. Abdul Halim Fathani ini bukan saja bagus untuk Anda baca, walaupun tidak banyak menguraikan tentang definisi, namun pemaparan tentang keberadaan operasi matematika di dalam Al-Qur’an memudahkan pembaca untuk memahaminya, selain itu buku ini juga bagus untuk anda koleksi dan hadiahkan kepada teman agar sistem bilangan di dalam Al-Qur’an semakin disadari keberadaannya oleh masyarakat luas.
»» Baca Selengkapnya...

Kamis, 03 Januari 2013

Memahami Berbagai Istilah Dalam Dunia Pendidikan

Judul Buku : Kamus Istilah Pendidikan
Penulis : Angga Teguh Prasetyo
Penerbit : Aditya Media
Cetakan : I, 2011
Tebal  : viii + 154 hlm
Peresensi : Finayatul Maula

Pada hakikatnya, manusia butuh sesuatu secara efisien, mudah dan cepat. Karena memang merupakan sebuah tuntutan yang harus dipenuhinya. Untuk itu, dalam hal mengerti secara praktis tentang makna dari istilah-istilah didunia pendidikan, kamus ini sangatlah berguna yang bisa dijadikan pegangan bagi seluruh civitas akademika.
Ya, kamus itu adalah kamus istilah pendidikan karangan Angga Teguh Prasetyo, sosok yang dianggap sudah pakarnya dunia pendidikan dan  kepenulisan. Kamus istilah pendidikan memang tidak setebal selayaknya kamus pada umumnya, seperti kamus istilah fiqih, kamus terjemahan berbagai bahasa, bahkan kamus besar bahasa Indonesia. Itu berarti perbendaharaan kata dalam buku kamus yang lain lebih banyak daripada kamus istilah pendidikan. Namun seharusnya kita tetap berbangga hati bahwa berbagai istilah khususnya didunia pendidikan dan makna yang dikandungnya dapat dikumpulkan hingga tersusun menjadi sebuah kamus.
Kamus istilah pendidikan merupakan kumpulan berbagai definisi perihal pendidikan yang diambil dari istilah-istilah resmi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional, Kementrian Agama, tokoh-tokoh pendidikan dan berbagai literatur lainnya. Secara garis besar, kamus ini sangat membantu masyarakat dunia pendidikan, khususnya para guru, dosen, pelajar, dll. Didalamnya kita bisa mengenal lebih jauh tentang makna-mana dalam dunia pendidikan. Dengan demikian, harapan untuk menciptakan komunitas masyarakat yang sadar pendidikan dan pembelajaran akan tercapai.
Berbagai hal, seluk beluk dan detil istilah pendidikan  dapat ditemukan disini. Walau dengan jumlah halaman yang terbatas, soal makna dari istilah pendidikan dikupas tuntas secara baik, ringan dan mendalam. Mulai dari fenomena pendidikan yang akhir-akhir ini marak terutama pendidikan di kota-kota besar, hingga untung ruginya berbagai model pembelajaran yang diterapkan di sekolah. Semuanya dibahas dari berbagai sudut pandang; kementrian pendidikan nasional, psikologi, budaya dan tentu tinjauan agama islam. Dilengkapi dengan perbendaharaan dari pendapat para ahli, tokoh, ilmuwan dalam dan luar negeri.
Kata-kata yang tersedia dalam buku kamus ini merupakan kata-kata pilihan yang memang pernah atau bahkan sering digunakan oleh masyarakat. Oleh karena itu, penyusun kamus terlebih dulu membaca berbagai karya yang merupakan rujukan resmi dari kementrian pendidikan nasional RI dan kementrian agama  RI.
Berikutnya, para pembaca disuguhi berbagai wawasan seputar dunia pendidikan; meliputi berbagai tahap pembelajaran siswa, badan yang khusus menangani pendidikan, macam model dan strategi belajar serta masih banyak lagi yang lainnya. Dijelaskan secara jelas dan gambling. Disertai referensi yang kuat dari berbagai literatur yang terpercaya. Sehingga diharapkan para civitas akademika yang telah memutuskan untuk terjun didunia pendidikan, memiliki pegangan dan dasar  untuk menapaki dunia barunya.
Buku kamus ini dikemas secara ringan dan dengan bahasa yang sederhana serta mudah dicerna. Terlepas dari itu semua, buku ini sepertinya tidak hanya wajib dimiliki oleh seluruh civitas akademika, tapi oleh siapa saja yang merasa peduli dengan pendidikan, bahkan cocok untuk dikonsumsi oleh semua kalangan dan lapisan, baik kaum muda maupun tua. 
»» Baca Selengkapnya...

MENUJU INDONESIA YANG BERMARTABAT


Judul Buku : Berguru pada Realitas
Penulis : KH.Salahuddin Wahid
Penerbit : UIN-Maliki Press
Cetakan : I, 2011
Tebal : xvii + 483 hlm
Peresensi : Finayatul Maula*


Indonesia adalah negara religius, yaitu manusia yang bertuhan. Buktinya setiap tahun jumlah orang yang pergi haji dari Indonesia adalah yang terbanyak sedunia. Jumlah yang pergi umrah juga banyak. Rumah ibadah bertambah terus setiap tahun. Suasana ramadhan selalu semarak dengan aktivitas keagamaan.

Tetapi jika kita melihat kenyataan bahwa Indonesia adalah negara yang termasuk tertinggi prestasinya dalam korupsi. Indeks persepsi korupsi yang dikeluarkan Transparansi Internasional Indonesia tahun 2007 lebih buruk dibanding tahun 2006, dan termasuk yang terjelek di dunia. Korupsi itu akhirnya membuat anak bangsa hidup miskin ditengah sumber daya alam yang kaya raya. Itulah satu dari sekian paradoks bangsa kita.

Beberapa contoh diatas menunjukkan bahwa kesan religius di dalam masyarakat kita, yang ditunjukkan oleh ibadah ritual, ternyata berlawanan dengan kesan yang ditunjukkan oleh perilaku di dalam kehidupan sehari-hari. Tampaknya kita tengah menghadapi fenomena spiritual tanpa spiritualitas. Kejujuran sudah menjadi barang langka di dalam masyarakat kita. Padahal kejujuran merupakan unsur utama dalam karakter. Kejujuran adalah dasar bagi seluruh kehidupan, di mana kejujuran menjadi prasyarat utama bagi pertumbuhan dan perkembangan masyarakat, yang berlandaskan prinsip saling percaya, kasih sayang dan tolong menolong.

Adalah buku “Berguru pada realitas” yang berusaha meraba-raba dengan menghubungkan nilai-nilai agama dan kehidupan sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Penulis mencoba mengangkat isu-isu keberagaman konflik baik agama, politik dan pendidikan di Indonesia yang saat ini dirasa butuh perubahan untuk memperbaiki bangsa.

Menurut KH. Salahuddin Wahid selaku penulis berpendapat bahwa keberhasilan Indonesia melewati rintangan menuju kemandirian di masa-masa awal berdirinya Republik yang saat itu jauh dari korupsi adalah karena para pemimpin masa lalu itu umumnya memiliki integritas, yaitu karakter, etika, dan moral. Pemimpin masa lalu hidup sederhana, terus terang, setia, kritis, penuh tanggung jawab, dan tidak memanfaatkan jabatannya. Jika dibandingkan dengan pemimpin Orde Baru dan masa kini yang kebanyakan memanfaatkan jabatan, maka sifat-sifat demikian ini jarang kita temukan atau bisa dikatakan tidak ada lagi dalam diri para pemimpin saat ini.

Dalam rangka menciptakan generasi penerus yang diharapkan mampu menjadi calon pemimpin yang bermartabat, perlu diterapkan sebuah bentuk pendidikan yang ideal, yaitu pedidikan yang bisa mencetak generasi cerdas, pintar dan mengerti, yang menyadari tanggungjawabnya sebagai bagian dari masyarakat bangsa. Oleh karena itu perlu ditingkatkan berbagai upaya perbaikan pada level pembentukan jiwa dengan akhlak yang mulia. Pendidikan karakter yang sedang hangat dibicarakan saat ini merupakan bagian dari upaya tersebut. Pendidikan karakter itu akan lebih efektif dan memiliki efek kejiwaan yang kuat bila disertai dengan contoh nyata dalam sikap hidup keseharian.

Dalam pemikiran tokoh yang bernama kecil Salahuhuddin al-Ayyubi ini mengungkapkan bahwa dunia pendidikan karakter Indonesia diantaranya termasuk pesantren menghadapi tantangan yang serius dan berat dalam rangka ikut menjaga masa depan bagsa dan negara. Apalagi Indonesia adalah negara dengan umat Islam terbesar di dunia. Saat ini umat Islam adalah umat yang paling tertinggal di dalam kehidupan antar bangsa. Tantangan yang harus dihadapi itu spektrumnya amat luas, sehingga membutuhkan kerja keras yang sinergis antara semua pihak.

Di negeri yang dikenal dengan berbagai kekayaan sumber daya alam dan budaya ini, pernyataan yang mengindikasi adanya pertentangan antara pendidikan agama (ukhrawi) dan pendidikan non agama (duniawi) masih sering kita dengar. Oleh karena itu, perlu ditingkatkan upaya untuk memberi penyadaran bahwa semua ilmu perlu dikuasai, kalau kita betul-betul menginginkan umat islam, lebih-lebih generasi muda tidak tertinggal.

Buku yang dihadapan pembaca ini merupakan kumpulan percikan pemikiran KH. Salahuddin Wahid dari berbagai media masa, di samping yang berasal dari tulisan untuk keperluan seminar dan ceramah.

Pada dasarnya, semua tulisannya sampai sekarang ini bernuansa keagamaan, namun untuk mempermudah, perlu diklasifikasikan dalam beberapa sub. Sub-sub tersebut meliputi: 1. Tuhan dalam Realitas Keberagaman, 2. Etika Sosial Islami, 3. Pendidikan dan Dunia Pesantren, 4. Oase Ramadon, 5. Agama, Negara, dan Budaya dengan bahasan; hubungan Agama dan Negara, Dinamika Keberagaman, dan Mengukur Kesetiaan Berbangsa, dan 6. Organisasi, Kepemimpin, dan Manajemen. Pada sub terakhir ini ada beberapa bagian, yaitu; Prinsip dan Etika Kepemimpinan, Dinamika Kepemimpinan Nasional, dan Kaum Muda dan Urgensi Kaderisasi.

Karena terbatasnya ruang, tidak semua tulisan Beliau dimuat di buku ini, Artikel-artikel yang berbicara masalah rekonsiliasi nasional berkenaan dengan korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM) pada keluarga atau keturunan orang yang tertuduh terlibat dalam gerakan PKI “terpaksa” tidak bisa diikutsertakan. Meskipun demikian, dengan membaca beberapa tulisan pada buku ini, pasti akan didapatkan pemahaman mengenai konstruksi besar pemikirannya yang merupakan ekspresi sederhana dari rasa tanggungjawabnya membangun kehidupan umat menuju kehidupan yang luhur dan beradap. Semoga kita bisa terus belajar, seperti Beliau, yang masih juga menuntut dirinya sendiri untuk terus belajar.

Buku ini lantas bagaikan menyusun puzzle kehidupan masyarakat Indonesia yang tercecer dalam pergumulan sosial dan politik yang tidak berlandaskan nilai-nilai agama, sehingga terbentuk sebuah gambar yang jelas “menuju Indonesia yang bermartabat”.
»» Baca Selengkapnya...

Nasib Pendidikan di Tangan Guru





Judul Buku               : Menjadi Guru Favorit
Penulis                    : Akhmad Muhaimin Azzet
Penerbit                  : Ar-Ruzz Media
Cetakan                 : I, 2011
Tebal                      : 144 hlm
                                                               Peresensi               : Finayatul Maula*)

Sebagai profesi yang mulia, guru mempunyai tanggung jawab besar yang harus dipikulnya. Guru tidak hanya sebagai perantara ilmu, tetapi juga bertanggung jawab menjadikan murid-muridnya sebagai insan yang berkualitas dan bermoral serta berperadaban yang bisa membangun negeri ini menuju puncak kejayaan.
Melihat mulia dan agungnya profesi guru, menyaratkannya untuk senantiasa mengembangkan profesionalitas yang dimilikinya melalui proses pembelajaran yang tak kenal waktu (life long education), sehingga diharapkan guru mampu memberikan layanan pendidikan yang optimal pada siswa. Di sini lahirlah paradigma bahwa kelas bukanlah sarana bagi guru untuk melakukan pertunjukan kemampuan keilmuannya, melainkan sarana bagi siswa untuk belajar.
Hanya orang-orang tertentu saja yang mempunyai rasa cinta terhadap peserta didik dan berdedikasi tinggi dalam dunia pendidikan sehingga mampu menjadi seorang guru yang berhasil. Tidak sedikit pula guru yang gagal melaksanakan tugasnya. Ia hanya mengajar begitu saja tanpa mempertimbangkan dan bertanya kembali apakah yang diajarkan dapat diterima dengan baik oleh murid-muridnya atau tidak, profesi guru tidak lebih dari sekadar kebutuhan pekerjaan atau sebagai lading untuk mencari nafkah.
Motivasi dan kecintaan seseorang untuk menjadi guru harus terpancang sejak awal ketika menekuni profesi sebagai guru. Hal ini patut dijaga agar seseorang tetap bersemangat menghadapi anak didiknya dalam proses belajar mengajar. Jadi motivasi dan kecintaan ini semacam ruh bagi seorang guru agar selalu dekat dengan anak didiknya sehingga apa yang disampaikannya dalam proses belajar mengajar mudah diterima. Inilah kunci penting bagi keberhasilan seorang guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Kalau hanya sekadar menyampaikan ilmu pengetahuan, semua orang bisa melakukannya. Akan tetapi menjadi guru yang sukses mendidik dan menjadi favorit bagi murid-muridnya, tentu bukan hal yang mudah.Semuanya membutuhkan cara dan proses. Seorang guru harus bisa menjalin hubungan yang dekat dengan anak didik, baik secara fisik maupun batin. Selain itu seorang guru harus dapat membangun suasana yang menyenangkan di dalam kelas, dapat berperan sebagai orang tua kedua, menjadi motivator, menjadi sahabat dalam belajar, menjadi pribadi yang layak ditiru dan sebagainya.
Nah, buku ini hadir sebagai pegangan bagi Anda para pendidik yang ingin menjadi favorit bagi murid-murid sehingga berhasil dalam mencapai tujuan dari belajar mengajar yang dilakukan. Semua tips dan trik menjadi guru favorit dan dicintai murid-murid diuraikan secara jelas dan padat dalam buku ini. Jadi, tunggu apa lagi? Jadilah guru favorit yang berhasil mendidik murid-murid menjadi insan yang cerdas sekaligus berakhlak mulia. Karena di tangan seorang gurulah proses pendidikan secara umum dapat berhasil.
Untuk mempermudah pembaca, penulis membagi buku ini menjadi tiga bagian. Bagian yang pertama menjelaskan bahwa menjadi guru adalah pekerjaan yang mulia. Karena di pundaknyalah tertanam sebuah tanggung jawab untuk menjadikan anak didik dapat tumbuh dan besar menjadi manusia yang cerdas dan siap menghadapi segala tantangan di masa depan.
Pada bagian kedua, penulis membantu pembaca mengenal berbagai tips dan trick menjadi guru favorit. Dimana modal utamanya adalah mempunyai hubungan yang dekat dengan anak didik. Dengan adanya kedekatan ini, diharapkan anak didik dapat mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh gurunya dengan perasaan santai dan pikiran tenang. Guru juga harus pandai membangun suasana yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar, dapat berperan sebagai orangtua kedua di sekolah, sabar dalam mengajar, mempunyai jiwa seni dan menjadi motivator yang membuat anak didiknya senantiasa bersemangat dalam meraih cita-cita.
Dan pada bagian ketiga, penulis ingin pembaca paham tentang kunci sukses atas semua aktivitas yang dilakukan oleh seorang guru, yaitu dengan memberikan yang terbaik sepenuh cinta. Inilah yang menjadi spirit seorang guru ketika menghadapi anak didiknya dalam proses belajar mengajar. Semua materi pelajaranpun juga harus dipersiapkan agar guru dapat memberikan penjelasan  yang baik kepada anak didiknya perihal kepemahamannya atas materi pelajaran. Setelah menguasai materi dengan baik, guru juga dituntut dapat menggunakan metode secara tepat dan menarik yang membuat anak didik senang mengikuti pelajaran yang diampu oleh sang guru.
Menjadi guru favorit, sebuah buku motivasi, dimana Penulis menuntun kita untuk mendapatkan paradigma baru yang lebih baik dengan kata dan kalimat motivasi yang luar biasa dan menginformasikan kepada kita agar menjadi guru yang berhasil mengajar sekaligus mendidik di hadapan murid.
Buku ini ditulis dengan bahasa yang sangat mudah dimengerti, yang didalamnya terdapat semacam penyejuk dan pembuka mata kita terhadap dunia guru yang tidak boleh dipandang sebagai profesi sebelah mata. Disaat pembaca mampu menyelesaikan satu bab dan beralih ke bab lain, pembaca akan menemukan sepercik hikmah yang akan menjadi cahaya besar dalam hidup ini.
Semoga mata hati dan mata kasat kita mulai menampakkan sinar yang cerah terhadap dunia pendidikan. Kalau bukan kita, siapa lagi. Kalau bukan sekarang, kapan lagi. Minimal kita mulai dari diri kita sendiri untuk berbenah dalam menggapai masa depan yang lebih gemilang dan berprospek cerah. Siapa tahu kita menjadi pelopor untuk mencerdaskan bangsa dan memunculkan kejayaan di negeri ini. Cerdas yang tidak hanya cerdas, dan kejayaan yang tidak hanya kejayaan, tapi benar-benar esensial dan fundamental menampakkan hasil yang positif dan berkualitas.

»» Baca Selengkapnya...

Senin, 24 Desember 2012

Wawasan Pengelolaan SD/MI

Judul Buku : Strategi Pengelolaan SD/MI
Penulis : Dr. H. Moh. Padil, M.Ag dan Angga Teguh Prasetyo M.Pd
Penerbit : UIN-Maliki Press
Cetakan : I, 2011
Tebal : xiv + 216 hlm
Peresensi : Finayatul Maula

Sebagai salah satu lembaga pendidikan formal di Indonesia, SD/MI mempunyai kesejarahan pendidikan yang panjang. SD/MI menempati posisi strategis dalam membuka akses pendidikan dasar kepada masyarakat.
Potret SD/MI di tanah air saat ini menunjukkan bahwa satuan pendidikan dasar tersebut diharapkan kepada usaha terus menerus untuk selalu meningkatkan kualitas layanannya. Di satu sisi lain, pengembangan SD/MI menjadi sebuah rentetan pelayanan yang meniscayakan keterlibatan seluruh stakeholder pendidikan. Sebab pada jenjang pendidikan tersebutlah, nilai-nilai kehidupan paling fundamental yang berlaku universal di dalam kehidupan masyarakat ditanamkan.
Peran SD/MI tidak hanya sekedar menyelenggarakan penanaman materi pelajaran tingkat dasar kepada siswa, namun juga mengemban misi tertentu untuk melakukan proses edukasi, proses sosialisasi, dan proses transformasi dalam rangka mengantarkan siswa siap mengikuti pendidikan pada jenjang berikutnya.
Usaha keras dalam mencetak siswa berprestasi dan unggul menegaskan SD/MI bersiap diri dan berkomitmen menjadi lembaga pendidikan bervisi global yang mampu menghasilkan output berkualitas. Apalagi hal itu, juga merupakan keinginan dan harapan masyarakat luas dalam dunia pendidikan. Ini menjadi tantangan riil SD/MI sebagai penyedia layanan pendidikan dasar di Indonesia.
Sebagai upaya mengawal dan meningkatkan mutu pelayanan SD/MI di Indonesia, diperlukan suatu aspek penguatan kelembagaan yang secara intensif dapat didorong dengan memberikan wawasan pengelolaan dan pembangunan fondasi awal peningkatan mutu pembelajaran yang memiliki nilai urgensitas tinggi dalam pengelolaan SD/MI.
Secara umum perkembangan pengelolaan SD/MI mengalami perubahan yang signifikan. Pada zaman sebelum reformasi yang terlihat pengelolaan SD/MI, masih menunggu instruksi dari atas. Kini SD/MI kian percaya diri untuk menyuguhkan sebuah gambaran kemandirian dalam memberikan pelayanan pendidikan dasar.
Namun pada kenyataannya, masih banyak ditemui diberbagai daerah belahan Indonesia bahwa pengelolaan SD/MI di Indonesia terkesan masih jauh dari harapan. Selain itu juga penyelenggaraan SD/MI yang bermutu masih dapat dihitung dengan jari, menunjukkan fakta bahwa ada kesenjangan pengelolaan satuan pendidikan dasar yang begitu menganga. Diperlukan berbagai upaya untuk menutupi, menambal bahkan memperkaya kajian dalam pengembangan institusi SD/MI.
Persoalan krusial itulah yang menjadi alasan mendasar atas terbitnya buku ini di mana penulis terlihat berupaya mencari formulasi yang tepat bagaimana seharusnya pengelola SD/MI membangun terbentuknya iklim pembelajaran dan pengelolaan pendidikan dasar yang edukatif dan efektif.
Penulis juga mencoba menggali dan mengeksplorasi lebih jauh beberapa mozaik dalam dunia pendidikan dasar sebagai sebuah puzzle yang perlu dirangkai dan ditata ulang agar perjalanan lembaga pendidikan tersebut mampu terus melaju di era globalisasi saat ini. Aspek beragam yang disajikan dalam buku ini, menjadi pengantar yang cukup efektif untuk merangsang pembahasan lebih lanjut dari pemerhati SD/MI.
Buku ini ditulis dengan bahasa yang sangat mudah dimengerti, yang didalamnya terdapat semacam penyejuk dan pembuka mata kita terhadap pendidikan yang tidak boleh dipandang sebagai profesi sebelah mata. Oleh karena itu kehadiran buku ini dapat memberikan angin segar bagi dunia pendidikan. Buku ini penting untuk dijadikan rujukan bagi pemerintah, pihak pengambil kebijakan, kepala sekolah, guru, calon guru, dan siapa pun yang punya perhatian terhadap peningkatan mutu pendidikan.
Semoga mata hati dan mata kasat kita mulai menampakkan sinar yang cerah terhadap dunia pendidikan. Kalau bukan kita, siapa lagi?. Kalau bukan sekarang, kapan lagi?. Minimal kita mulai dari diri kita sendiri untuk berbenah dalam menggapai masa depan yang lebih gemilang dan berprospek cerah. Siapa tahu kita menjadi pelopor untuk mencerdaskan bangsa dan memunculkan kejayaan di negeri ini. Cerdas yang tidak hanya cerdas, dan kejayaan yang tidak hanya kejayaan, tapi benar-benar esensial dan fundamental menampakkan hasil yang positif dan berkualitas.
»» Baca Selengkapnya...