Potret Dibalik OPAK UIN Maliki Malang 2011
Pagi yang cerah diringi dengan hawa dingin yang selalu
menyelimuti kota Bunga (Malang) tidak menyulutkan semangat para mahasiswa baru
UIN Maliki Malang di hari pertama sampai terakhir acara Orientasi Pengenalan
Akademik Kampus (OPAK) 2011. Kegiatan itu
telah dilaksanakan selama empat hari mulai dari tanggal 07 September 2011
sampai 10 September 2011 dan diikuti
oleh 2006 mahasiswa baru yang berasal dari seluruh fakultas yang ada di UIN
Maliki Malang.
Pembukaan
OPAK berlangsung dengan hidmat dan meriah dengan balon-balon dilepas di tengah
lapangan utama UIN Malang yang disambut sorak sorai dan tepuk tangan mahasiswa
baru. Dengan ditiadakannya Disiplin
Mahasiswa (Disma) membuat suasana OPAK kali ini berbeda dengan tahun-tahun
sebelumnya. Yang sebelumnya
memprioritaskan istilah membentak, memarahi dan memberi hukuman fisik bagi
peserta yang bersalah, sekarang ini dinilai tidak berlaku lagi karena itu bisa
memberikan efek traumatis kepada pesertanya. Sangsi yang diberikan tidak bersifat kekerasan
fisik yang kejam, namun lebih cenderung bersifat akademis dan edukatif sehingga
tidak ada kesan penyiksaan.
Mengenai tema yang diangkat, yaitu “Ulul Albab yang
Indonesia, Indonesia yang Ulul Albab” diharapkan dapat mencetak insan-insan
islam kontekstual atau manusia yang ulul albab yakni mereka yang berfikir,
berdzikir dan beramal sholeh. Nantinya mereka bisa berperan dalam pembangunan
bangsa yang religius.
Usaha untuk meningkatkan pamor kampus menjadi perguruan
tinggi Islam unggulan terus dilakukan. Misalnya dengan berhasilnya Kampus Hijau
ini dalam menembus ajang paling beken di negeri kita yaitu mencetak rekor MURI
kategori resensi buku terbanyak dengan perincian sebanyak 2000 judul buku dalam
waktu 90 menit. Rekor resensi
buku itu menerima sertifikat MURI bernomer 5075. Peresensi dilakukan oleh seluruh mahasiswa
baru sebagai syarat penugasan saat OPAK berlangsung. Kegiatan meresensi ini pun
juga bisa memunculkan budaya membaca bagi mahasiswa baru.
Tak
tanggung-tanggung lagi, diwaktu yang sama, UIN Maliki Malang
berhasil merebut satu lagi rekor MURI, yaitu penganugerahan yang diberikan
kepada rektor UIN Maliki Malang, Prof. Dr. H. Imam
Suprayogo
atas prestasinya sebagai satu-satunya rektor yang menulis artikel secara
terus-menerus selama tiga tahun. Hal tersebut terhitung sejak 16 Juni 2008
hingga 16 Juni 2011. Meraih rekor Muri tersebut adalah kali kedua. Sebelumnya
juga mendapatkan rekor Muri karena menulis
artikel tidak pernah jeda selama setahun.
Tidak semua yang beda bisa menembus rekor MURI, karena
membutuhkan beberapa kriteria, seperti segala sesuatu yang belum pernah
dilakukan ataupun belum pernah ada di Indonesia, yang unik, dan diluar
kebiasaan. Patutlah jika seluruh civitas akademika UIN Maliki Malang bangga akan penghargaan ini
sebagai hasil atas kreatifitasnya menampilkan sesuatu yang beda yang belum
pernah dilakukan sebelumnya oleh instansi atau perorangan manapun. Hal ini
membuat citra kampus semakin diakui oleh masyarakat luar.
Kampus yang paling disukai masyarakat adalah kampus yang
memberikan pelayanan beda. Seperti yang dilakukan di UIN Maliki Malang yang
dalam kesehariannya selalu memasukkan nilai-nilai religi. Yaitu dengan adanya
Ma’had yang mampu menampung berbagai aktifitas religi dan pemantapan agama. Sebagai awal pengenalannya untuk mahasiswa baru,
panitia OPAK juga bekerjasama dengan tim Ma’had Sunan Ampel Al-‘Aly sebagai
pendamping saat diluar jam kegiatan OPAK. Seperti tetap menggalakkan kegiatan
sholat berjamaah dan kajian agama
seusai sholat subuh dan magrib yang selalu terkontrol.
Dengan adanya kegiatan ini, target dalam menjadikan
Mahasiswa Baru sebagai mahasiswa yang memiliki mental Ulul Albab dan rasa cinta
kepada kampus dan tanah air Indonesia dapat tercapai. Tentunya tetap berpedoman
pada 4 pilar, yaitu kedalaman
spiritual, keagungan akhlak, keluasan ilmu, dan kematangan professional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar