Lidah orang berakal di belakang hatinya dan hati orang bodoh di belakang lidahnya.
Ketahuilah, lidah laksana binatang buas yang suatu saat bisa "membunuh".

Senin, 19 November 2012

Rangkaian Hati untuk Bintang

Rembulan di celah langit,
kaukah yg melukisnya di sana?
memulasnya dengan bening air matamu,
Deras cahayanya menghanyutkan bayang-bayang rindu,
aku memanah langit berharap ada bintang jatuh terbakar,
untuk menyulut unggun kayu di jantungku,
lalu nafasmu berhembus di dada,
menjaga api tetap menyala,
bukankah malam lebih hangat jika kau hampar di dadaku?
kita saling memandang, saling menembus keheningan,
kau hapus keringat di keningku,
menggantinya dengan kecupan,
kecupan berbentuk perahu,
berlayar lurus menuju hatiku,
laut di jantungku gemuruh,
ombak di mataku meleleh,
hingga hilang seluruh garus pantai,
dan malam tinggal sebuah andai,
bagaimana agar malam tak berakhir wahai sang bintang?
apakah dengan mengikat rembulan agar tak terseret ke pinggir, agar tak menyingkir?
sebab ku ingin merangkai hatiku di bintang itu,
untuk ku kalungkan di dadamu,. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar