Mataku menangis
bukan karena terluka,
tapi karena
kerinduan yang tak bisa tertahankan.
Perjalanan yang
indah hanya bisa terkenang bersama pikiran dalam jiwa,
Jemari-jemari
merambah mengukir kata bermakna
dengan hiasan
tinta hitam yang membekas.
Kakipun melangkah
dengan irama sendu,
mencari pengobat
rindu yang berlalu bersama belenggu.
Melayang selalu
beban rindu
untuk menelusuri
jejaknya yang pernah bermain bersama perasaan keindahan.
Segala bentuk
sayap-sayap telah tercoba
berusaha terbang
menjemput mimpi yang indah dalam pikiran orang lain,
bukan mimpi indah
yang tertanam dalam hati nurani.
Sembari terbang
bersama sayap-sayap kecil,
mencoba menebarkan
rasa rindu disetiap sudut semesta
untuk memberi
pengobat rasa yang sangat sulit untuk dihentikan.
Waktu terus
berlalu,
hari terus berlari
bersama rindu sendu mengejar perasaan
dalam jiwa yang
tertekan gulita yang tak bernyawa.
Hanya satu yang
teringinkan…
selamatkan hati
ini dari kerapuhan yang mulai merasuki kepenatan.
Karena jalan
pikirku telah terkontaminasi
dengan segala
beban yang dijalani.
Bukan hanya satu,
tapi beribu-ribu cobaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar